Rabu, 14 Januari 2015

Dulu untuk Bensin, Sekarang untuk Perbatasan






Dulu untuk Bensin, Sekarang untuk Perbatasan

Budi Alimuddin - detikNews

Jakarta - Tanpa hiruk-pikuk, drama sensasional, atau hujan protes, subsidi bensin dicabut mulai awal tahun ini. Kini tinggal konsumen solar dan minyak tanah yang masih dibantu pemerintah. Dan ratusan triliun rupiah duit yang semula untuk subsidi kini menganggur dan butuh disalurkan. Ke mana uang itu disalurkan?

Menteri Keuangan Bambang P.S. Brodjonegoro memberi ancar-ancar bahwa, dari eks anggaran subsidi sebesar Rp 230 triliun itu, sekitar separuhnya untuk proyek infrastruktur. “Tapi angka ini belum final,” ucapnya dalam majalah detik edisi 163. Yang jelas, tiga kementerian akan mendapat kucuran dana dari eks subsidi bensin ini, yakni Kementerian Perhubungan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, serta Kementerian Pertanian. 

Infrastruktur memang menjadi salah satu titik lemah utama pembangunan Indonesia. Dalam laporan tahun lalu yang berjudul Indonesia: Avoiding the Trap, misalnya, Bank Dunia menyebut kurangnya infrastruktur membuat pertumbuhan ekonomi tertekan. “Diperkirakan Indonesia kehilangan setidaknya 1 persen pertumbuhan ekonomi tiap tahun karena investasi (infrastruktur) yang rendah ini,” ungkap Bank Dunia. 
Lembaga yang biasa memberi pinjaman bagi kebutuhan infrastruktur dan program peningkatan kemakmuran lain ini mengatakan total anggaran infrastruktur Indonesia kurang dari 4 persen dari produk domestik bruto (PDB). Padahal yang dibutuhkan setidaknya dua kali lipat. Saat itu Bank Dunia menyatakan mencabut subsidi bahan bakar minyak—yang lebih banyak mengucur ke orang kaya, bukannya orang tak mampu—bakal memberi ruang lega bagi infrastruktur.

sumber : http://news.detik.com/read/2015/01/14/060729/2802575/159/dulu-untuk-bensin-sekarang-untuk-perbatasan?991104topnews 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar